Monday, March 3, 2008

Apa Kata Mereka Tentang Pustaka Lebah

"Buku kegiatan berfungsi merangsang berbagai aspek perkembangan anak".
- Dokter Seto Mulyadi, Psikologi

"Cerita anak mestinya disampaikan menarik, agar gambarnya sehidup aksi yang sebenarnya (lively)."
- Margaret Read, Pendongeng.

"Pelajaran Bahasa Inggris sejak dini harus disertai gambar-gambar menarik disertai stimulasi pengucapan."
- Anhar Gonggong,Sejarahwan.

"Buku-buku sains sangat kaya dengan kosakata baru. Buku seperti ini juga melatih keterampilan anak untuk mengobservasi sesuatu"
- Barbara Sprung, Wakil Direktur Pengembang Pendidikan As.



VCD My First Animal Stories
Bagaimana seumur-umur kita bisa mengingat lagu Cicak di Dinding atau Balonku? Ternyata ada kaidah-kaidah dasar yang harus diperhatikan pencinta lagu dan komposer yang dewasa ini mulai ditinggalkan demi mengejar kepentigan komersial. Kaidah-kaidah tersebut meliputi pilihan lirik yang harus disesuaikan dengan anak, range vokal tidak boleh lebar, demikian juga dengan intervalnya, tidak bisa panjang, seperti interval orang dewasa.Plus, gaya penyampaian yang berbeda, tidak bisa hanya sekedar menampilkan sensasi, tapi menggiring anak untuk lebih apresiasif terhadap musik.Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pembuat lirik lagu anak harus memperhatikan rambu-rambu, seperti pemilihan suku kata yang tepat dan menghindari pengulangan kata pada periode yang sama.Konsep dasar seperti itu dijadikan patokan Pustaka Lebah saat membuat VCD My First Animal Stories (MFAS) yang berisi sembilan lagu dan tampilan visual dengan tema yang disesuaikan buku dongengnya. Seperti Zebra, Peacock dan Giraffe.Ada idealisme dari masing-masing pihak yang terlibat dalam proses pembuatan album tersebut. Si pembuat lirik mencoba menuangkan konsep dengan dongeng MFAS ke dalam lagu.Sementara komposernya, ingin mengembalikan konsep dasar lagu anak-anak dari yang sekedar menonjolkan sensasi ketatanan ideal yaitu mengedepankan pola musik yang lebih apreatif dengan dasar musik klasik.Gatot, komposer dan aranger lagu-lagu pada VCD MFAS mengungkapkan, beberapa jenis lagu anak-anak yang beredar dewasa ini menghilangkan unsur musiknya dan lebih menonjolkan lirik lagu yang juga tidak berbobot.“Keceriaan warna-warna pada buku, MFAS mendorong saya untuk menciptakan musik yang penuh warna juga. Konsep bukunya sudah kuat, tinggal saya terjemahkan ke dalam musik,” ujat Gatot kepada buletin Bee Parent.
Ramuan Swing dan WaltzGuna memperkaya anak dengan aneka ragam jenis musik, Gatot sengaja meramu musik dalam VCD MFAS dengan berbagai jenis musik. Seperti, swing, waltz, klasik, mars dan sedikit sentuhan pop modern.Ditanya apakah aneka ragam jenis musik itu bisa dinikmati anak-anak? Gatot mengatakan dalam kadar yang tidak terlalu berat, anak-anak bisa menikmati jenis musik apapun dengan catatan instrumentasinya tidak monoton. Swing yang berciri ketukan 4/4 diramu dengan waltz (ketukan 3/4), kata Gatot, tidak saja menghadirkan keceriaan buat anak, tapi juga merangsang meraka yang aktif.Jika dihubungkan antara musik dengan kecerdasan anak, additional player sejumlah penyanyi penyanyi beken ini mengatakan terkait beberapa faktor. selain menyodorkan lagu yang berbobot, juga harus ditambahkan sarana penunjang lainnya.“Untuk itu, dalam pikiran saya, buku ini (My First Animal Stories) sudah tepat. Karena menggabungkan unsur audio visual dengan buku. kalau lagu berdiri sendiri, hasilnya tidak optimal terhadap perkembangan kecerdasan anak,” jelas Gatot yang cukup lama berkecimpung di dunia musik.Lebih jauh Gatot berpendapat, bagi anak-anak, bunyi-bunyian, lebih mudah diterima dibanding sarana pendidikan lain. Saat mendengarkan musik, anak-anak tidak perlu waktu khusus. Berbeda dengan buku, karena harus dipikat agar anak-anak menyukai.Dengan memperkenalkan musik sejak dini, kata Gatot, anak-anak akan dilatih untuk mengenal ritme, tempo, harmoni dan banyak hal lain yang bisa dipelajari anak.Semangat Anak-anak Gatot yang pernah bergabung diPurwatjaraka Band dan Didik SSS ini mengaku terinspirasi kenangan masa kecil dalam membuat konsep musik MFAS. Waktu itu, kata dia, lagu anak-ana digarap komposer besar sehingga menghasilkan komposisi musik yang berbobot. “Saat membuat komposisi musik pada lagu MFAS saya membawa semangat itu, jadi menggarap musiknya saya tidak main-main. Suara jernih yang dihasilkan itu karena kita menggunakan studio digital. Next, kita ingin menggabungkan sound dari studio analog dan digital untuk menghasilkan suara yang bagus,” jelasnya.



Bee Magazine Penuhi Tiga Unsur Penting
Mencetak generasi bintang bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti pengalaman Ibu Nia, ibunda Eka Saputri (10 tahun), salah satu caranya, menurut dia adalah memberikan bacaan berkualitas kepada sibuah hati.Bacaan tersebut, lanjutnya, paling tidak harus memenuhi tiga unsur, yakni pendidikan, budi pekerti dan fun. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, Ibu Nia mengungkapkan, majalah Bee Magazine Weekly (BMW), terbitan Pustaka Lebah, memenuhi tiga unsur tersebut.“Tidak pernah saya menjumpai majalah seperti ini yang begitu komplit. Unsur pendidikanya begitu kental, tidak berhenti disitu saja, anak-anak juga cara berpikir yang kreatif”, jelasnya.Dia mengaku mulai dari halaman pertama sampai halaman terakhir, begitu diminati anaknya yang memang suka membaca majalah. Tidak seperti kebanyakan majalah yang hanya memiliki beberapa rubrik andalan, BMW hampir semua rubriknya mempunyai karakter cerita dan karakter isi yang kuat, sehingga anak-anak dipastikan terlarut dalam setiap karakter isi.“Majalahnya di desain sangat matang dan tidak sembarangan. Jika dilihat secara cermat, akan tampak bahwa banyak pihak yang berkompeten terlibat, seperti pendidik, animator, ilustrator dan pengarah ilustrator yang mumpuni”, ujar Ibu Nia bersemangat. Saputri yang akrab disapa Putri sendiri mengaku sangat menikmati halaman demi halaman tersebut. Dan bagian yang paling suka adalah ikutan kuis disetiap halamannya. Setiap halaman BMW memang didesain penuh dengan kuis berhadiah.Selain merangsang anak gemar berkreatifitas dengan mengikuti segala kegiatan dalam setiap lembarnya, juga mengarahkan anak secara sistematis menjadi lebih kreatif. BMW juga diset sedemikian rupa agar anak yang beraktifitas dengan majalah ini tidak sekedar cerdas, tapi juga kreatif.“Aku pasti isi setiap kuis yang ada. Asik juga, mudah-mudahan dapat hadiah, karena kayaknya aku isi dengan benar”, ujar Putri.Ibu Nia menambahkan BMW cocok untuk anak usia Sekolah Dasar. Karena dasar-dasar berpikir diasah betul. Selain itu melalui berbagai cerita yang disuguhkan, BMW mengajarkan budi pekerti. “Tidak salah salah saya beli majalah ini, disamping gambarnya memikat, juga kaya ide dan pengetahuan”, jelasnya.Putri sendiri disekolahnya dikenal sebagai gadis kecil yang kreatif dan cerdas. Dia langganan juara, di luar sekolah, langganan juara juga. Seperti juara lomba hafalan Al-Qur’an, melukis dan menyanyi.

No comments: